TANDA BACA
Penyelesaian Tugas Pembuatan Makalah Bahasa Indonesia Dengan
Konsentrasi Topik Tanda Baca
![]() |
Disusun Oleh Kelompok II/TBC :
1.
Agung Aji NIM :
210313045
2.
Farid Zajuli NIM :
210313013
3.
Fitri Hidayati NIM :
210313127
4.
Hera Selfiana NIM :
210313162
5.
Istiqamah NIM :
210313----
Dosen Pengampu :
Regena Devi Mayanti S.S.
Jurusan Tarbiyah Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo
Oktober 2013
Kata Pengantar
Alhamdulillah Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan didorong oleh
keinginan luhur untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa yang kami mulai
dari diri sendiri, selesailah tugas pembuatan makalah Bahasa Indonesia yang
merupakan bentuk tanggung jawab kami sebagai Mahasiswa dan bentuk partisipasi
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai warga Indunesia.
Trimakasih kami
ucapkan kepada Ibu Regena Devi Mayanti S.S. sebagai Dosen sekaligus Pembimbing
kami dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi pengarahan
serta bimbingan demi terselesaikanya Makalah ini, juga kepada orang tua serta
teman-teman sekalian yang telah memberi dukungan kepada kami.
Harapan kami atas
terselesaikanya makalah ini, semoga dapat memberi kompetensi serta wawasan
kepada para pembaca berkaitan dengan penggunaan tanda baca yang benar sesuai
dengan EYD yang telah disepakati.
Ponorogo, Oktober 2013
Penyusun
Kolompok II
DAFTAR ISI
1.
Kata Pengantar _________________________________ i
2.
Daftar isi _________________________________ ii
3.
Bab I
a.
Pendahuluan _________________________________ 1
b.
Rumusan Masalah ___________________________ 1
c.
Tujuan _________________________________ 1
4.
Bab II
1.
Tanda Titik (.) ___________________________ 2
2.
Tanda Koma (,) ___________________________ 3
3.
Tanda Titik Koma (;) _____________________ 7
4.
Tanda Titik Dua (:) ___________________________ 7
5.
Tanda Tanya (?) ___________________________ 8
6.
Tanda Seru (!) ___________________________ 8
7.
Tanda Kurung (( )) ___________________________ 8
8.
Tanda Hubung (-) ___________________________ 9
9.
Tanda Petik (“ “) ___________________________ 10
10.
Tanda Pisah (––) ___________________________ 10
11.
Tanda Petik Tunggal (‘ ‘) _____________________ 11
12.
Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘) _________ 11
13.
Tanda Garis Miring (/) _____________________ 12
14.
Tanda Elipsis (…) ___________________________ 12
15.
Tanda Kurung Siku ([ ]) _____________________ 12
5.
Bab III Kesimpulan _________________________________ 14
6.
Daftar Pustaka _________________________________ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sering kali
kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku
dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan
dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga
mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat
aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan
tanda baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari
Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering
terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata bahasa yang
mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh
masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan
dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan
menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam
berkomunikasi.
Maka dari
itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar
berkaitan dengan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan
aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam
acara-acara resmi.
B. Rumusan
Masalah
Permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah tentang enulisan kata serapan dan penggunaan
tanda baca ini ialah:
1. Apa yang dimaksud dengan tanda baca ?
2. Apasaja
jenis-jenis dari tanda baca ?
3. Apasaja
contoh-contoh penggunaan dari tanda baca ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tanda baca.
2. Mengetahui macam-macam tanda
baca.
3. Mengetahui contoh penggunaan
tanda baca yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tanda baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang.
Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung
pada pilihan penulis.
B. Macam-macam Tanda baca dan Contohnya
1. Tanda Titik ( . )
a.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh
: Andi membeli baju.
Ayah pergi ke bandung.
b.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh
: Muh. Bisri
c.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat,
dan sapaan.
Contoh
: S.E. Sarjana
Ekonomi
S.H. Sarjana Hukum
Ir. Insinyur
d.
Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas
tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh
: tgl. tanggal
dkk. dan kawan-kawan
dsb. dan sebagainya
e.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
untuk menunjukkan waktu dan jangka waktu.
Contoh
: pukul 02.03.15 (pukul 2 lewat 3 menit, 15 detik)
7.13.17 ( 7 jam, 13 menit, 17 detik).
f.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari
huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan dari keduanya, atau yang
terdapat dalam akronim yang sudah diterima masyarakat.
Contoh
: Sekjen Sekretaris jenderal
Dirjen Direktorat jenderal
ormas organisasi masyarakat
g.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan
ukur, takaran, tmbangan, dan mata uang.
Contoh
: Na Natrium
TNT Trinitrololuena
30 cm Panjangnya 30 cm kurang sedikit
h.
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, dan sebagainya.
Contoh
: Acara Peresmian Monumen Bahari
i.
Tanada titik tidak dipakai dibelakan alamat pengirim dan tanggal
surat atau nama alamat penerima surat.
Contoh
: Jalan Melati 127
Bandung
10 Januari 1986
j.
Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh
: III. Departemen Dalam Negeri.
A.Direktorat Jendral Agraria
Penyiapan Naskah : 1.
Patokan Umum
1.1. Isi Karangan[1]
2. Tanda Koma ( , )
a.
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilanga.
Misalnya:
Saya
membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat
khusus memerlukan perangko.
b.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin
datang, tetapihari hujan.
Didi bukan anak
saya, melainkananak Pak Kasim.
b.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau
hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena
sibuk, ia lupa akan janjinya.
c.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan
datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan
janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa
soal itu penting.
d.
Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan
tetapi.
Misalnya:
... Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
e.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o,
ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat
pada awal kalimat..
Misalnya:
O, begitu?
Wah,bukan main!
Hati-hati, ya,
nanti jatuh.
f.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu
lulus.”
g.
Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv)
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
(i)
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor.
(ii)
Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
(iii)
Surabaya, 10 Mei 1960
(iv)
Kuala Lumpur, Malaysia.
h.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
i.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya
dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Misalnya:
B. Ratulangi,
S.E.
Ny. Khadijah,
M.A.
j.
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Presiden
RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke Manado. Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang
perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
Bandingkan
dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda
koma:
Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan
namanya pada panitia.
k.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp 12,50
l.
Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapatpada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
Atas
bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Agus
mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar.
m.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di mana
Saudara tinggal?” tanya Karim.
“Berdiri
lurus-lurus!” perintahnya.[2]
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dapat
dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum
selesai juga.
b. Tanda titik koma dapat
dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu
sibuk memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Moch. Achyar
Sekretaris : Tati Suryati
Bendahara : Noviana Pertiwi
b. Tanda titik dua dipakai
(i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam
kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
(v)
Tempo, I (34), 1971:7
(vi) Surah Yasin:9
(vii) Karangan Ali Hakim,
Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah
terbit.
(viii)
Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penebar
Swadaya.
c. Titik dua dapat dipakai
dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ayah : “Karyo, sini kamu!”
Karyo : (datang
menghampiri) “Ada apa, Pak?”
Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam
yang di atas lemari!”
d. Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Pak Adi mempunyai tiga orang anak:
Ardi, Aldi, dan Asdi.
Kita
sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai
pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
b. Tanda tanya dipakai di
dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?)
hilang.
6. Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai
setelah ungkapan pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah hebatnya pemain itu !
7. Tanda Kurung (( ))
a. Tanda kurung mengapit
tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Komisi A telah selesai menyusun GBPK
(Garis-Garis Besar Program Kerja) dalam sidang pleno tersebut.
b. Tanda kurung mengapit
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Keterangan itu
(lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan per-ekonomian Indonesia lima tahun
terakhir.
c. Tanda kurung mengapit
angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor
produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
d. Tanda kurung mengapit huruf atau katayang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain(a).
Sahrul Gunawan berasal dari (kota)
Bogor.
8. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar
atau kata berimbuhan yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
... mari kita menunjukkan pre-stasi yang lebih baik.
b. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata
ulang.
Misalnya:
Anak-anak,
kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan, mondar-mandir, sayur-mayur
c. Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang
dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
17-08-1945
d. Tanda hubung dipakai
untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai
dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
se-Indonesia, se-Jabodetabek,
mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat ke-2, S-1, tahun 50-an
e. Tanda hubung dipakai
untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
9. Tanda Petik (“ “)
a. Tanda petik mengapit
petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis
lainnya.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu
sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa
negara ialah bahasa Indonesia.”
b. Tanda petik mengapit
judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada
halaman 5 buku itu.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul
“Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA” diterbitkan dalam
harian Tempo.
c. Tanda petik mengapit
istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Saat ini ia sedang tidak mempunyaipacar
yang di kalangan remaja dikenal dengan
“jomblo”.
Karena warna kulitnya, Budi mendapat
julukan “si Hitam”.
10. Tanda Pisah (––)
a. Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b. Tanda pisah menegaskan
adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom––telah mengubah konsepsi
kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan
atau kata dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
2004––2009
tanggal 1––10 Mei 2007
Jakarta––Bandung
11. Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
a. Tanda petik tunggal
mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi
‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,”
ujar Pak Hamdan.
b. Tanda petik tunggal
mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Feed-back berarti ‘balikan’.
12. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan)
17 Agustus ’45 (’45 = 1945)
13. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring
dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu
tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 12/PK/2005
Jalan Kramat III/10
Masa Bakti 2005/2006
Tahun Ajaran 2006/2007
b. Tanda garis miring
dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Laki-laki/Perempuan
120 km/jam
14. Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis dipakai
dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu ... ya, ayo kita berangkat.
b. Tanda elipsis
menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
... selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.
Ibu baru pulang ... pasar.
15. Tanda Kurung Siku ([ ])
a. Tanda kurung siku
mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku
mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di alam Bab II [lihat
halaman 35––38]) perlu dibentangkan di sini.[3]
BAB III
KESIMPULAN
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan
organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Berikut adalah
macam-macam tanda baca :
a. Tanda Titik (.)
b. Tanda Koma (,)
c. Tanda Titik Koma (;)
d. Tanda Titik Dua (:)
e. Tanda Hubung (-)
f. Tanda Penyingkat atau
Apostrof (‘)
g. Tanda Elipsis (…)
h. Tanda Tanya (?)
i.
Tanda Seru (!)
j.
Tanda Kurung (( ))
k. Tanda Kurung Siku ([ ])
l.
Tanda Petik (“ “)
m. Tanda Petik Tunggal (‘
‘)
n. Tanda Garis Miring (/)
o. Tanda Pisah (––)
Dan setiap tanda baca
diatas, mempunyai peran dan fungsi masing-masing sebagaimana yang telah
dijelaskan serta dicintohkan dalam pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas,Pedoman
Ejaan yang Disempurnakan, Surabaya: CV Giri Surya.
Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2012.
Pedoman EYD,CV.Sangkala
[1] Pamungkas,Pedoman
Ejaan yang Disempurnakan,(Surabaya: CV Giri Surya)
[2] Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DepartemenPendidikan Nasional
Republik Indonesia,2012 Pedoman EYD,(CV.Sangkala)
[3] Okta, Makalah Tanda Baca,(www.KumpulanMakalah.
com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar