Makalah

Kamis, 29 November 2018

Bahasa Indonesia Tanda Baca


TANDA BACA
Penyelesaian Tugas Pembuatan Makalah Bahasa Indonesia Dengan Konsentrasi Topik Tanda Baca
 





Disusun Oleh Kelompok II/TBC :
1.      Agung Aji            NIM : 210313045
2.      Farid Zajuli          NIM : 210313013
3.      Fitri Hidayati       NIM : 210313127
4.      Hera Selfiana       NIM : 210313162
5.      Istiqamah             NIM : 210313----

Dosen Pengampu :
Regena Devi Mayanti S.S.
Jurusan Tarbiyah Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo
Oktober 2013


Kata Pengantar

Alhamdulillah Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan didorong oleh keinginan luhur untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa yang kami mulai dari diri sendiri, selesailah tugas pembuatan makalah Bahasa Indonesia yang merupakan bentuk tanggung jawab kami sebagai Mahasiswa dan bentuk partisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai warga Indunesia.
            Trimakasih kami ucapkan kepada Ibu Regena Devi Mayanti S.S. sebagai Dosen sekaligus Pembimbing kami dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi pengarahan serta bimbingan demi terselesaikanya Makalah ini, juga kepada orang tua serta teman-teman sekalian yang telah memberi dukungan kepada kami.
            Harapan kami atas terselesaikanya makalah ini, semoga dapat memberi kompetensi serta wawasan kepada para pembaca berkaitan dengan penggunaan tanda baca yang benar sesuai dengan EYD yang telah disepakati.
Ponorogo, Oktober 2013
Penyusun
          Kolompok II




DAFTAR ISI

1.      Kata Pengantar         _________________________________      i
2.      Daftar isi                    _________________________________      ii
3.      Bab I
a.      Pendahuluan _________________________________      1
b.      Rumusan Masalah    ___________________________      1
c.       Tujuan           _________________________________      1
4.      Bab II
1.      Tanda Titik (.)           ___________________________      2
2.      Tanda Koma (,)         ___________________________      3
3.      Tanda Titik Koma (;)           _____________________      7
4.      Tanda Titik Dua (:)   ___________________________      7
5.      Tanda Tanya (?)       ___________________________      8
6.      Tanda Seru (!)           ___________________________      8
7.      Tanda Kurung (( ))   ___________________________      8
8.      Tanda Hubung (-)     ___________________________      9
9.      Tanda Petik (“ “)       ___________________________      10
10.  Tanda Pisah (––)       ___________________________      10
11.  Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)     _____________________      11
12.  Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)           _________      11
13.  Tanda Garis Miring (/)         _____________________      12
14.  Tanda Elipsis (…)     ___________________________      12
15.  Tanda Kurung Siku  ([ ])     _____________________      12
5.      Bab III Kesimpulan  _________________________________      14
6.      Daftar Pustaka          _________________________________      15




BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata bahasa yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar berkaitan dengan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi.
B.     Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang enulisan kata serapan dan penggunaan tanda baca ini ialah:
1.       Apa yang dimaksud dengan tanda baca ?
2.       Apasaja jenis-jenis dari tanda baca ?
3.       Apasaja contoh-contoh penggunaan dari tanda baca ?
C.     Tujuan
1.    Mengetahui pengertian tanda baca.
2.    Mengetahui macam-macam tanda baca.
3.    Mengetahui contoh penggunaan tanda baca yang benar.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Tanda baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
B.   Macam-macam Tanda baca dan Contohnya
1. Tanda Titik ( . )
a.       Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh : Andi membeli baju.
 Ayah pergi ke bandung.
b.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh : Muh. Bisri
c.       Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh : S.E.       Sarjana Ekonomi
 S.H.       Sarjana Hukum
 Ir.          Insinyur
d.      Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas  tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh : tgl.         tanggal
 dkk.       dan kawan-kawan
 dsb.       dan sebagainya
e.       Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik untuk menunjukkan waktu dan jangka waktu.
Contoh :   pukul 02.03.15 (pukul 2 lewat 3 menit, 15 detik)
7.13.17 ( 7 jam, 13 menit, 17 detik).
f.       Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata, suku kata, atau gabungan dari keduanya, atau yang terdapat dalam akronim yang sudah diterima masyarakat.
Contoh : Sekjen   Sekretaris jenderal
 Dirjen    Direktorat jenderal
 ormas     organisasi masyarakat
g.      Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukur, takaran, tmbangan, dan mata uang.
Contoh : Na         Natrium
 TNT       Trinitrololuena
 30 cm    Panjangnya 30 cm kurang sedikit
h.      Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, dan sebagainya.
Contoh : Acara Peresmian Monumen Bahari
i.        Tanada titik tidak dipakai dibelakan alamat pengirim dan tanggal surat atau nama alamat penerima surat.
Contoh : Jalan Melati 127
 Bandung
 10 Januari 1986
j.        Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,  atau daftar.
Contoh : III. Departemen Dalam Negeri.
 A.Direktorat Jendral Agraria
     Penyiapan Naskah : 1. Patokan Umum
1.1. Isi Karangan[1]
2. Tanda Koma ( , )
a.       Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilanga.
Misalnya:
     Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
     Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
b.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi, atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapihari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkananak Pak Kasim.
b.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
  Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
c.       Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
d.      Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau penghubung  antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
 ... Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
 ... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
e.       Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,   wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat..
Misalnya:
O, begitu?
Wah,bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
f.       Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
 Kata Ibu, “ Saya gembira sekali.”
  “Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”
g.      Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian     alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
  Misalnya:
(i)          Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor.
(ii)        Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
(iii)      Surabaya, 10 Mei 1960
(iv)      Kuala Lumpur, Malaysia.
h.      Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik   susunannya dalam daftar pustaka.
  Misalnya:
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
i.        Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang  mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,  atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
j.        Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya    tidak membatasi.
Misalnya:
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, berkunjung ke Manado.  Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit   tanda koma:
                   Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.
k.      Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp 12,50
l.        Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapatpada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan           dan pengembangan bahasa.
Agus mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar.
m.    Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.[2]
3. Tanda Titik Koma (;)
a.       Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
                  Misalnya:
                  Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
b.      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
                        Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.
 4. Tanda Titik Dua (:)
a.       Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
                   Ketua : Moch. Achyar
                   Sekretaris : Tati Suryati
                   Bendahara : Noviana Pertiwi
b.      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak  judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam  karangan.
                    Misalnya:
(v)        Tempo, I (34), 1971:7
(vi)      Surah Yasin:9
(vii)    Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
                        sudah terbit.
(viii)         Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
c.       Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
                     Misalnya:
                     Ayah : “Karyo, sini kamu!”
                     Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?”
                     Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas lemari!”
d.       Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
                     Misalnya:
                     Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.
                               Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Tanya (?)
a.       Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
                     Misalnya:
                     Kapan ia berangkat?
                     Saudara tahu, bukan?
b.      Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.
                     Misalnya:
                     Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
                     Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
6. Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai setelah ungkapan pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
                     Misalnya:
                     Alangkah hebatnya pemain itu  !
7. Tanda Kurung ((  ))
a.       Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
                     Misalnya:
                     Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar Program Kerja) dalam sidang pleno tersebut.
b.      Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
                     Misalnya:
                     Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan per-ekonomian Indonesia lima tahun terakhir.

c.       Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
                     Misalnya:
                     Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
d.       Tanda kurung mengapit huruf atau katayang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
                     Misalnya:
                     Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
                     Sahrul Gunawan berasal dari (kota) Bogor.
 8. Tanda Hubung (-)
a.        Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata berimbuhan yang terpisah oleh pergantian baris.
                     Misalnya:
                     ... mari kita menunjukkan pre-stasi yang lebih baik.
b.       Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
                     Misalnya:
                     Anak-anak, kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan, mondar-mandir, sayur-mayur
c.        Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan
                    bagian-bagian tanggal.
                     Misalnya:
                     p-a-n-i-t-i-a
                     17-08-1945
d.      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
                     Misalnya:
                   se-Indonesia, se-Jabodetabek, mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat ke-2, S-1, tahun 50-an
e.       Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
                     Misalnya:
                     di-smash, pen-tackle-an
9. Tanda Petik (“ “)
a.       Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya.
                     Misalnya:
                     “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
                        Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa       Indonesia.”
b.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
                    Misalnya:
                     Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu.
                     Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai
                     Prestasi di SMA” diterbitkan dalam harian Tempo.
c.       Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
                     Misalnya:
                     Saat ini ia sedang tidak mempunyaipacar yang di kalangan remaja  dikenal dengan “jomblo”.
                     Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
10.  Tanda Pisah (––)
a.       Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
                   Misalnya:
                  Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan  oleh bangsa itu sendiri.
b.      Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
                   Misalnya:
                 Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga    pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c.        Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
                  Misalnya:
                  2004––2009
                  tanggal 1––10 Mei 2007
                  Jakarta––Bandung
11. Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
a.       Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
                   Misalnya:
                   Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
                  “Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak   pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
b.      Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
                   Misalnya:
                  Feed-back berarti ‘balikan’.
12. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
                 Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
                   Misalnya:
                   Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan)
                   17 Agustus ’45 (’45 = 1945)
13. Tanda Garis Miring (/)
a.       Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
                  Misalnya:
                  No. 12/PK/2005
                  Jalan Kramat III/10
                  Masa Bakti 2005/2006
                  Tahun Ajaran 2006/2007
b.      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
                  Misalnya:
                  Laki-laki/Perempuan
                  120 km/jam
14. Tanda Elipsis (...)
a.       Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
                  Misalnya:
                  Kalau begitu ... ya, ayo kita berangkat.
b.      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
                  Misalnya:
                  ... selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.
                  Ibu baru pulang ... pasar.
15. Tanda Kurung Siku ([ ])
a.       Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
                  Misalnya:
                  Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik.
b.      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
                  Misalnya:
                  Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di alam Bab II [lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di sini.[3]




BAB III
KESIMPULAN

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Berikut adalah macam-macam tanda baca :
a.       Tanda Titik (.)
b.      Tanda Koma (,)
c.       Tanda Titik Koma (;)
d.      Tanda Titik Dua (:)
e.       Tanda Hubung (-)
f.       Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
g.      Tanda Elipsis (…)
h.      Tanda Tanya (?)
i.        Tanda Seru (!)
j.        Tanda Kurung (( ))
k.      Tanda Kurung Siku  ([ ])
l.        Tanda Petik (“ “)
m.    Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)
n.      Tanda Garis Miring (/)
o.      Tanda Pisah (––)
Dan setiap tanda baca diatas, mempunyai peran dan fungsi masing-masing sebagaimana yang telah dijelaskan serta dicintohkan dalam pembahasan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Okta, 23-10-2013.Makalah Tanda Baca,www.KumpulanMakalah. com
Pamungkas,Pedoman Ejaan yang Disempurnakan, Surabaya: CV Giri Surya.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2012. Pedoman EYD,CV.Sangkala








[1] Pamungkas,Pedoman Ejaan yang Disempurnakan,(Surabaya: CV Giri Surya)
[2] Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DepartemenPendidikan Nasional Republik Indonesia,2012 Pedoman EYD,(CV.Sangkala)
[3] Okta, Makalah Tanda Baca,(www.KumpulanMakalah. com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar